Kebangkitan Ajax Kebangkitan Sepakbola Belanda
BD - Ajax Amsterdam alias Godenzonen menyita banyak perhatian dunia dengan sepak bola menyerang efektik dan fearless-nya ketika menghadapi tim raksasa di ajang bergengsi Eropa, Champions League (UCL).
Raksasa Eropa seperti, Real Madrid, Juventus dan Tottenham Hotspurs sempat mereka libas meskipun sedikit lengah di leg 2 dan akhirnya dijungkalkan oleh Spurs. Dunia dibikin berdecak kagum akan penampilan skuad ajax yang rata rata masih berusia muda yaitu sekitar 24 tahun. Bahkan, Matthijs de Ligt, sang kapten baru menginjak 19 tahun.
Setelah absen-nya Oranje di Euro 2016 dan Piala Dunia (PD) 2018, dunia seakan memandang sebelah mata Belanda yang terkenal dengan "Total Football-nya"
Apalagi kepergian sang maestro sepakbola Belanda untuk selamanya, siapa lagi kalau bukan Johan Cruiff, seakan mengubur semua harapan yang ada pada masyarakat Belanda untuk kebangkitan sepakbola mereka.
Walaupun di level internasional, Belanda hanya sukses menjuarai kompetisi junior di tingkat Eropa, yaitu U 17 dengan mengalahkan Italia. Pelan tetapi pasti, Sons of the Gods tetap mempercayai visi untuk mengkedepankan pemain muda yang punya talen untuk menjadi andalan pada kancah internasional di masa depan.
Pemain muda yang berbakat terus diasah untuk berkembang dengan menampilkan mereka di level senior Eredivisi. Maka munculah nama-nama seperti Mazaroui, Donny van Beek dan Matthijs de Ligt.
Scout Ajax juga terus memantau para pemain muda yang merumput di Eredivisie bahkan di Eerste Divisie alias kasta kedua kompetisi sepakbola Belanda.
Salah satu dobrakan scout Ajax dengan ditemukannya pemain gelandang jenius, Frenkie de Jong yang dibeli dari Willem Tilburg II pada 2014-15.
Visi yang kuat dan jelas untuk memupuk dan membina pemain pemain muda adalah kunci keberhasilan Ajax pada tahun ini, dengan kemenangan yang sempurna, walaupun gagal masuk ke Final UCL dengan kekalahan dramatis di kandang mereka, Stadion Arena Johan Cruyff Arena.
Tetapi mata pecinta sepakbola dunia dibuat terbelalak dengan aksi-aksi jonge spelers bahwa tim yang bagus bukan hanya terdiri dari pemain-pemain mahal, tetapi bisa juga lahir dari rahim akademi klub tersebut dan selebihnya sepakbola adalah permainan.
Kalah dan menang adalah biasa dalam sebuah pertandingan. Ajax tetap konsisten memainkan sepak bola menyerang. Bukan sepakbola negatif dengan memarkir bis -istilah untuk menarik semua pemain ke arah pertahanan.
Filsofi yang menguncang dunia. "Para pemain Ajax tertawa bersama dengan sepakbola indah dan menangis bersama ketika lawan bisa menjebol gawang mereka di detik terakhir."
Spurs bergembira jonge spelers Ajax lunglai menjatuhkan diri ke lapangan hijau, menangis meraung-raung sejadi-jadinya.
Selama 10 menit suasana suram menjadi cair ketika perlahan di bawah pimpinan Matthijs de Ligt memberi tepuk tangan kepada seluruh pendukung mereka di stadion, Ajax merebut hati ribuan para pendukung dan jutaan penggemar-nya, bahkan pemain pemain muda di seluruh dunia untuk merumput di Belanda.
Legenda Belanda yang juga icon Ajax, Johan Cruyff suatu waktu pernah berkata: ELKE VOORDEEL HEEFT ZIJN NADEEL. Artinya Setiap Keberuntungan Mempunyai Kerugian. Begitu pula sebalikanya, di balik setiap kerugiaan pasti ada keuntungan.
Keberhasilan Ajax menembus semifinal UCL sanggup mengumpulkan dana sebesar €86 juta (Rp 1,391 trilyun). Belum lagi transfer yang didapat Ajax dari Frenkie de Jong yang hengkang ke klub rakasa Barcelona musim depan.
Kepindahan tersebut kemungkinan besar akan di ikuti oleh Matthijs de Ligt dan Hakim Ziyech, kedua pemain ini belum mempublikasikan secara terbuka kepada media, tetapi klub-klub raksasa seperti Manchester United (MU), Barca, Juventus dan Bayern Muenchen berlomba untuk mendapatkan tanda tangan mereka.
Kekalahan di semifinal UCL tidak membuat para pemain muda Ajax rugi. Bahkan pemain seperti David Nerez, Hakim Ziyech dan Donny van beek, mengalami lonjakan valuasi dari yang semula hanya di kisaran €12 juta menjadi €35 - 40 juta.
Pengalaman yang dialami oleh pemain muda Ajax ini membuat pemain Willem Tilburg II yang berposisi sebagai penyerang, Alexander Isak memberi signal ke manajemen Ajax untuk memboyongnya.
Walaupun status Alexander saat ini adalah pemain pinjaman dari Borussia Dortmund. Pemain asal Swedia ini tampil sangat impresif di putaran akhir Eredivisie.
SINERGISITAS
Faktor lain yang juga penting pada keberhasilan Ajax tahun ini adalah adanya sinergi yang jelas antara manajemen dan pelatih.
Edwin van de Sar, Marc Overmars, dan Erik ten Haag mempunyai kesamaan visi dan prilaku dalam menjalankan tugas mereka masing masing untuk kemajuan sepak bola Ajax Amsterdam. Sesuatu yang langka dalam internal organisasi sepakbola Belanda yang kerap cakar-cakaran satu sama lain.
Ide unik Marc Overmars yang dianggap sedikit tidak masuk di akal dengan dibelinya pemain senior, seperti Dusan tadic, Klaas Jan Huntelaar dan Daley Blind sempat membuat kegusaran di hati para pendukung ajax di awal musim 2018-19 Eredivisi bergulir.
Daley Blind dianggap pemborosan bagi klub dengan dibeli sangat mahal tapi belum bisa memberikan kontribusi yang nyata, Erik ten Haag berkali-kali meyakinkan pada jumpa pers bahwa tidak ada masalah dengan Daley Blind.
Dukungan nyata dari pelatih untuk kebijakan yang diambil oleh manajemen ini berbuah manis. Setelah Libur musim dingin Blind, Tadic dan Huntelaar menjadi magnet pemersatu untuk para pemain muda lain-nya. Pemain pemain menjelma menjadi satu kekuatan "Total Football" yang sudah lama dirindukan para pendukung Ajax dan bahkan dunia.
KORELASI DENGAN TIMNAS BELANDA
Nah, pelatih timnas Belanda, Ronald Koeman mempunyai kejelian untuk membaca generasi milenial Belanda ini. Gelandang Liverpool berdarah Belanda, Georginio Wijnaldum pernah melontarkan peryataan positif mewakili rekan setimnya:
“Ronald Koeman kent ons generatiel” ... Ronald mengenal kami.
Koeman mempunyai kemampuan untuk mendengar dan membawa pengenalannya itu pada strategi di lapangan.
Contoh yang paling nyata keefektifan Memphis Depay dalam mencetak gol dan assist. Tak lepas dari kejelian Koeman mengerti bahwa pemain Olympique Lyon itu tak bisa bermain pada 'posisi tetap' di kanan atau kiri. Tetapi dengan mengijinkan dia bergerak lebih bebas dan menkomunikasikan dengan strategi yang baru kepada seluruh tim bagaimana peran pemain di belakang Depay harus bereaksi ketika dia kehilangan bola. Sangat luar bisa hasilnya. Kemenangan atas Perancis dan Jerman menjadi bukti nyata!
Suka atau tidak suka, secara psikologis pemain muda Belanda banyak belajar dari kekalahan Ajax atas Spurs. Tak ada kemenangan sebelum wasit meniup pluit panjang tanda pertandingan selesai.
Mental tidak mudah menyerah akan terbentuk sesuai proses yang sangat alami yaitu dari kekalahan. Guru yang paling baik di sepakbola adalah kekalahan dramatis. Hal ini pula yang sanggup membawa generasi Giovanni van Bronckhorst, Wesley Snijder, Van de Vaart, Robin van Persie, Arjen Robben bangkit.
Setelah kekakalahan yang sangat menyesakkan di perempat final Euro 2008 dari Rusia yang dibidani oleh Guus Hiddink. Mentalitas Sneijder dkk terlihat jelas berbeda di PD 2010, mereka lebih kuat dan haus akan kemenangan. Walaupun kalah di final sekali lagi, Belanda dapat menegakkan kepala saat meninggalkan lapangan.
Kalah dengan terhormat! Belanda adalah juara dunia di hati para penggemar sepak bola, mereka juara tanpa piala.
DUPLIKAT
Keberhasilan Ajax dalam memaksimalkan potensi yang ada dan kerja sama yang indah antara manajemen dan pelatih seyogyanya harus menjadi masukan yang nyata. Saya boleh memberi penyataan yang tegas untuk hal ini: Adapt or Die / adaptasi atau anda akan mati secara perlahan.
Mulai belajar dari keberhasilan Ajax dari segi finansial dan tularkan hal ini pada klub lain di Belanda. Level Eredivisie boleh dibilang belum setenar EPL misalnya. Gap antara Feyenoord Rotterdam dengan Ajax dan PSV Eindhoven sangat jauh, apalagi dengan tim papan tengah seperti: AZ Alkmaar, Utrecht, Emmen, Groningen, VVV Venlo dan lain-lain.
Ini waktunya berbenah. Keberhasilan Feyenoord pada tahun 2002 sudah tidak bisa di jadikan tolak ukur untuk waktu ini.
PSV yang menjadi rival di ranking Eredivisi harus merangkul pemain muda berbakat seperti Hirving Lozano, Gutti dan juga memberi menit bermain di eredivisi untuk para pemain muda.
Sepakbola Belanda membawa angin segar bagi persepak-bolaan dunia. Dengan Mental yang pantang menyerah dan keberanian untuk bermain positif tetap melakukan pergerakan mencari bola dan melakukan pertahanan secara kolektif.
"Total Football" akan menjadi ancaman serius untuk negara manapun. Kebangkitan Belanda di event terdekat, Euro 2020 patut ditunggu.
PENULIS :Donny Gemble / IG @donnyprasetyow
Berita Terkait
Aaron Ramsey Terkapar Sebulan
Pemian Timnas U-19 Dibekali Peraturan Permainan Sepakbola
Mantan Persija Berpeluang Bela Singapura di AFF 2016
Ini Hasil Pembagian Grup Sepakbola PON XIX/2016 di Jawa Barat
Donny Latuperissa Senang dengan Kompetisi Sepakbola Tingkat Junior
CLBK, Chelsea Ingin Balikkan Sama David Luiz!
7 Pertanyaan yang Mungkin Sulit Anda Jawab Soal Sepakbola
Babak Tambahan Dihapus dari Sepakbola Eropa?
Askot PSSI Medan Dukung Edy Rahmayadi Pimpin Sepakbola Indonesia