MU vs Liverpool, Ini Tentang Sejarah

MU vs Liverpool, Ini Tentang Sejarah

BD – Legenda Liverpool, Robbie Fowler yakin Manchester United takut menghadapi Liverpool malam ini pada lanjutan Liga Primer 2019-20. MU tahu kalau mereka adalah pihak yang ‘inferior’.

Pertemuan MU dengan The Reds bukan pertemuan biasa. Ini tentang sejarah. Seperti kita ketahui, Liverpool lebih dulu besar dari Setan Merah. Namun pada era 1990-an ketika MU ditukangi Sir Alex Ferguson, mereka menjelma menjadi raksasa dan berhasil memukul The Reds.

Namun musim ini, Liverpool ingin kembali ke puncak kejayaan mereka. Setelah terakhir kali juara pada musim 1989-90, ini saatnya bagi The Reds untuk angkat trofi lagi. Sementara MU musim ini mengalami penurunan drastis.

MU terlempar ke posisi 14 klasemen dengan sembilan poin. Dari delapan laga yang sudah dimainkan, MU hanya mengantongi dua kemenangan. Sisanya adalah tiga kekalahan dan tiga hasil imbang. Sedangkan The Reds berjaya di puncak dengan poin sempurna. Mereka belum terkalahkan dari delapan pertandingan musim ini. Fowler merasa Liverpool sekarang berada di atas angin dan MU berlari ketakutan.

“Ada sesuatu yang berbeda tentang pertandingan MU vs Liverpool ini. Sesuatu yang penting, sesuatu yang menakutkan penggemar MU,” kata Fowler.

“Jika saya bisa meminjam frasa dari Gary Neville, rasanya sedikit sperti The Dog & Duck. Dengan itu, maksud saya tim Solskjaer masuk ke dalam permainan dengan mengetahui bahwa mereka adalah tim yang lebih lemah,” tambahnya.

“Dia tahu itu, para pemainnya tahu itu. Sebagai seorang profesional, anda tahu itu. Anda tahu kapan seorang lawan lebih berkualitas dan lebih baik dari tim anda,” lanjutnya.                                     

Fowler menambahkan, bukan hanya Ole Gunnar Solskjaer dan timnya yang takut. Legenda MU seperti Sir Alex, Neville, serta penggemar Setan Merah juga takut akan hasilnya.

“Saya bertaruh, Sir Alex bersama Neville akan menonton dengan rasa takut dan ngeri,” tegas Fowler.

Namun jika nantinya Liverpool menang atas MU, Fowler tidak akan melakukan perayaan apa pun. Pasalnya bagi Fowler, mengalahkan MU bukan prestasi besar.

“Pada satu kesempatan kami pergi ke Old Trafford pada bulan Desember 2000. Mereka tidak pernah kalah di rumah selama dua tahun dan kami mengalahkan mereka dengan tendangan bebas Danny Murphy. Ketika itu semua pemain menjadi sedikit gila dan merayakannya. Tetapi saya tidak, saya hanya bertepuk tangan,” papar Fowler.

“Keesokan harinya, Gerrard Houllier memanggil saya ke kantormnya dan mencoba ingin tahu mengapa sikap saya seperti itu. Kemudian saya menjawab karena itu memalukan. Kami adalah Liverpool dan mengalahkan MU bukan prestasi besar. Perayaan seperti itu dilakukan klub kecil, kita bukan klub kecil,” sambungnya.

“Kami tidak merayakan seperti kami baru saja memenangkan liga hanya karena kami mengalahkan mereka. Dia akhirnya menerima penjelasan saya,” tutup Fowler.

So, Fowler hanya berharap Liverpool menang dan semoga jadi juara musim ini.

 

Berita Terkait